Peneliti di SINTEF Research Institute di Norwegia dan di Norwegian
University of Science and Technology berencana mengirim robot ular untuk
melakukan eksplorasi di Mars.
Aksel Transeth, seorang ilmuwan peneliti senior di SINTEF, bersama rekan-rekannya, sedang melakukan studi kelayakan untuk mengirim robot ular ke planet merah itu. Studi dilakukan untuk European Space Agency.
"Kami memulai penelitian pada bulan Juni dan akan selesai pada bulan Desember," kata Transeth kepada ABC News. Penelitian itu lebih seperti laporan tertulis daripada serangkaian percobaan, katanya. Namun, ide-ide di atas kertas bisa menjadi prototipe dalam beberapa bulan.
Transeth terutama meneliti bagaimana membuat robot ular lebih efisien di Bumi dalam misi pencarian dan penyelamatan. "Ular biologis dapat memanjat batu dan berpindah melalui lubang-lubang kecil," katanya. "Bayangkan jika Anda bisa memiliki ular yang terlatih untuk menemukan orang-orang di bangunan yang roboh."
Kemampuan ular untuk melewati hampir semua jenis rintangan yang membuatnya berguna. Howie Choset, seorang profesor robotika di Carnegie Mellon University, mengatakan banyak tempat-tempat yang tidak dapat dijelajahi oleh rover. "Ular bisa menemukan jurang, merangkak turun dan mengambil sampel, yang dengan sendirinya bisa memberitahu kita bagaimana Mars berevolusi sebagai planet."
Tapi Choset, peneliti robot ular, mengatakan untuk mencapai tahap itu merupakan jalan yang panjang. "Ada banyak tantangan yang harus kami atasi," ujarnya. "Kami masih kesulitan memikirkan cara untuk membuat robot ini bekerja di ruang bergelombang dan sangat terbatas."
Dalam studi kelayakan, banyak aspek dari robot ular masih mengawang. Mars yang lebih dingin dan memiliki gravitasi lebih kecil dari Bumi, keduanya dapat mempengaruhi bagaimana robot berperilaku. Tapi satu hal yang pasti bagi Transeth adalah bahwa robot ulat Mars akan menjadi pendamping dan tidak akan menjelajahi planet sendirian.
"Dibutuhkan energi untuk pergi dari titik A ke titik B ", kata Transeth. "Saya pikir solusi yang ditambatkan bisa bekerja lebih baik sehingga tidak perlu catu daya sendiri. Tapi ini hanya spekulasi."
ESA berencana untuk mengirim rover sendiri, ExoMars, pada 2016 dan 2018. NASA, saat ini masih mengandalkan Curiosity, juga berencana untuk mengirim rover lain ke Mars pada tahun 2020.
Aksel Transeth, seorang ilmuwan peneliti senior di SINTEF, bersama rekan-rekannya, sedang melakukan studi kelayakan untuk mengirim robot ular ke planet merah itu. Studi dilakukan untuk European Space Agency.
"Kami memulai penelitian pada bulan Juni dan akan selesai pada bulan Desember," kata Transeth kepada ABC News. Penelitian itu lebih seperti laporan tertulis daripada serangkaian percobaan, katanya. Namun, ide-ide di atas kertas bisa menjadi prototipe dalam beberapa bulan.
Transeth terutama meneliti bagaimana membuat robot ular lebih efisien di Bumi dalam misi pencarian dan penyelamatan. "Ular biologis dapat memanjat batu dan berpindah melalui lubang-lubang kecil," katanya. "Bayangkan jika Anda bisa memiliki ular yang terlatih untuk menemukan orang-orang di bangunan yang roboh."
Kemampuan ular untuk melewati hampir semua jenis rintangan yang membuatnya berguna. Howie Choset, seorang profesor robotika di Carnegie Mellon University, mengatakan banyak tempat-tempat yang tidak dapat dijelajahi oleh rover. "Ular bisa menemukan jurang, merangkak turun dan mengambil sampel, yang dengan sendirinya bisa memberitahu kita bagaimana Mars berevolusi sebagai planet."
Tapi Choset, peneliti robot ular, mengatakan untuk mencapai tahap itu merupakan jalan yang panjang. "Ada banyak tantangan yang harus kami atasi," ujarnya. "Kami masih kesulitan memikirkan cara untuk membuat robot ini bekerja di ruang bergelombang dan sangat terbatas."
Dalam studi kelayakan, banyak aspek dari robot ular masih mengawang. Mars yang lebih dingin dan memiliki gravitasi lebih kecil dari Bumi, keduanya dapat mempengaruhi bagaimana robot berperilaku. Tapi satu hal yang pasti bagi Transeth adalah bahwa robot ulat Mars akan menjadi pendamping dan tidak akan menjelajahi planet sendirian.
"Dibutuhkan energi untuk pergi dari titik A ke titik B ", kata Transeth. "Saya pikir solusi yang ditambatkan bisa bekerja lebih baik sehingga tidak perlu catu daya sendiri. Tapi ini hanya spekulasi."
ESA berencana untuk mengirim rover sendiri, ExoMars, pada 2016 dan 2018. NASA, saat ini masih mengandalkan Curiosity, juga berencana untuk mengirim rover lain ke Mars pada tahun 2020.
sumber : http://www.tempo.co/read/news/2013/09/19/061515004/Eropa-Akan-Kirim-Robot-Ular-ke-Mars
0 komentar:
Posting Komentar